Sabtu, 07 Januari 2012

Surat Untuk Saudara Muslim

Assalamualaikum wr.wb.
Apa kabar saudara-saudaraku di sana? Bagaimana keadaanmu setelah kalian dibantai oleh etnis china han. Bagaimana kabar kalian dan keluarga kalian di sana? Semoga kalian terus di beri kesabaran oleh Allah SWT. Anggap saja ini ujian dari-Nya saudaraku. Anggap saja ini adalah latihan jihad bagi kalian, anggap saja ini adalah pahala dari Allah SWT secara Cuma-Cuma.
Sahabatku muslim china, kami di sini, kaum muslim Indonesia baru saja berpesta. Pesta yang sungguh mengharu-biru bagi kami. Karena kami berhasil memilih presiden kami yang baru di negeri ini. Insya Allah, kami akan damai dan sejahtera bersama presiden kami melanjutkan pembangunan di negeri ini. Saudaraku, berjuanglah di sana insya Allah pertolongan dan kekuatan kalian sendiri yang akan mampu memenangkannya. Maaf saudaraku, kita berbeda negara, dan kalian pun bukan bagian dari etnis nusantara, jadi sepertinya kita satu agama tapi kita bukanlah saudara. Saudaraku di sini di negeri ini pemimpin kami sangatlah ramah dan tamah. Ia sangat bijak dan arif serta sarun dalam bersikap. Lihatlah ia mengeluarkan kecaman kepada pemerintah china. Begitu santunnya presiden kami.
Saudaraku, doakan kami agar negeri kami menjadi negeri yang sejahtera, karena doa orang-orang terdzhalimi dan didera perang mudah diijabah oleh Allah SWT. Tenang saudaraku, Demokrasi telah mengajarkan kami kebaikan. Kami akan kirim bantuan berupa makanan, minuman dan obat-obatan agar kalian bisa terus berperang. Maklum, kalau untuk bantuan tenaga tampaknya kami cukup mengirimkan TKI saja ke luar negeri, karena kami juga sibuk bersiaga melawan tetangga muslim kami juga yaitu malaysia. Saudaraku, Demokrasi begitu indah bagi kami. Karena dengan begitu kami dapat bebas menegakkan hukum kami sendiri bersama dengan agama lain, sehingga bagi kami Al-Quran dan As-sunnah yang dititipkan oleh Rasullullah SAW sepertinya hanya pantas dikenakan bagi individu muslim bukan untuk negara. Kami sepertinya lebih enak diajarkan dan diatur oleh sistem buatan kami sendiri daripada diatur oleh sistem Islam.
Saudaraku di China, saya harap kalian tidak membunuh para pebisnis china yang berinvestasi di negeri kami, karena sungguh mereka memberikan angin segar bagi kami di negeri ini. Saudaraku, maaf kami hanya mampu memberi dukungan doa saja, ya seperti kami juga memberi dukungan doa dan bantuan kepada Palestina, Irak, Afghanistan, Pattani, Moro dan sejumlah kawasan muslim lainnya yang didera pembantaian dan permusuhan. Kami hanya mampu melihat kalian dari balik televisi sembari berkaca-kaca dan menikmati secangkir susu dan kacang. Begitu juga dengan pemimpin kami. Semoga saja pembantaian dari etnis han dan China segera berhenti. Sudahlah jangan terlalu egois terhadap islam yang kita pegang. Kan Rasulullah SAW sudah mati sejak lama, ummatnya kan sudah tidak ada pemimpin yang menyatukan kita lagi, makanya sudahlah kita harus cocok hidup bersama Demokrasi. Biarkanlah kita berdosa, insya Allah kita masuk surga kok.
Pak Presidenku yang terpilih dan sedang melanjutkan estafet pemerintahannya, ayo kita bangun negeri ini pak. Saya sudah memberi kabar kepada saudara-saudara muslim yang lain, kita baru saja menghadapi pemilu pak. Mari pak kita bangun negeri ini dibawah kepemimpinan bapak melalui aturan UUD 1945 dan Pancasila. Jangan khawatir pak terhadap saudara-saudara muslim kami yang lain di sana, Insya Allah kan ada PBB pak. Setiap kali ada yang menyerang negeri-negeri islam, PBB pasti menolong pak sesaat setelah para penyerang itu mrnghentikan serangannya, seperti di Palestina, Lebanon dan negeri-negeri lainya. Sekarang kami hanya mendengar perintah dari bapak dengan sistem sekuler saat ini, kan Rasulullah SAW telah wafat lama, dan yang tertinggal adalah Al-Quran dan Al-Hadits. Biar kami baca di rumah mengisi waktu luang kami sembari menunggu janji-janjimu pada negeri ini.

Wassalamualaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar